Menjadi mahasiswa Teknik Geologi

Menjadi Geologist tidak pernah terbayang sebelumnya. 10 tahun yang lalu aku selalu membayangkan diriku dengan jas putih lengkap dengan stetoscop dan nongkrong dirumah sakit. Namun semua itu buyar ketikan mendapat pengumuman hasil ujian bahwa aku lulus di kampus ayam jantan merah pada fakultas teknik jurusan teknik Geologi. beribu pertanyaan dikepalaku saat itu. geologi?? belajar apa aku nantinya? jadi apa aku? aku memilih jurusan ini dulu karena namanya yang unik dan sepertinya masih jarang orang mempelajarinya.

Kesan sangar dan menakutkan tampak disetiap sudut fakultas teknik. Aku menjalani posma selama tiga hari, betul-betul pendaritaan dan penzaliman bagiku sebagai mahasiswa baru. Setelah menjalani posma aku fikir semua sudah berakhir ternyata masih ada lagi penyambutan yaitu prosesi pengakaderan tingkat jurusan yang baru aku tahu lebih sangar dari posma. Aku takut menjalaninya rasanya ingin lari saja. Aku masih ingat ada salahsatu senior yang berteriak dari sudut koridor “welcome to the jungle!” gemetaran lututku mendengarnya ‘yaa Allah penyiksaan apa lagi yang akan kujalani?, beginikah menderitanya menjadi maba (mahasiswa baru)?’ masih ingat betul waktu itu aku ditanya salah satu senior ‘kenapa kamu masuk geologi?’ jawabku enteng saja karena lulus.

Senior-senior berkata kepada kami, maba yang masih culun ini ‘seleksi alam berlaku disini (di Geologi), hanya orang-orang yang keep on fighting dapat bertahan disini’ fikirku sangar juga jurusan ini sampe senior-senior ini berkata demikian. Tak mau menghancurkan impianku menjadi mahasiswa maka kujalani saja apa yang bisa kulakukan semampuku saat itu meskipun tidak maksimal karena terlalu kelelahan mejalani penzaliman oleh komandan-komandanku (senior). saat itu kami berjumlah kurang lebih 60 orang menurut absensi. aku tak dapat mengenali nama mereka satu persatu saat itu, namun masih ingat betul dengan wajah-wajah culun mereka. Setelah menjalani empat semester kuliah di geologi ternyata senior-senior ini benar dari  jumlah awal kamu masuk hingga diakhir semester kuliah hanya sekitar 40an orang dapat mencapai gelar sarjanah, benar-benar seleksi alam berlaku di disini.

Berjuta cerita dan hal lucu sekaligus menyenangkan yang kualami selama menimbah ilmu di kampus oranges geologi. Aku katakan oranges karena warna kebangsaan HMG FT-UH (himpunan mahasiswa teknik geologi unhas) adalah oranges. Warna yang menyilaukan sesilau ketika fakultas lain memandang kami saat melintas didepan koridor kebanggan kami. Warna yang ketika kami field trip  akan menyala diantara hijaunya tanaman ditengah hutan. Warna yang akan kita temui ketika mentari akan bangkit dari tidur lelapnya dan akan nampak lagi ketika mentari akan terbenam, itulah oranges cerah dan penuh semangat. Aku bangga pernah menjadi bagian darinya, aku bangga telah mengenal warna ini karena warna ini yang telah memperkenalkanku dengan berjuta warna lain. Karena dari warna ini aku mengenal kata kebersamaan, kekompakan dan persaudaraan yang selalu ada disetiap sudut koridornya. Karena warna ini yang telah membawaku melangkah melihat dunia yang tidak pernah kukenal sebelumhnya. Warna ini ada selalu menghiasi disetiap sudut hatiku diamanapun aku berada.

Geologi fisik itu mata kuliah semester pertama yang kupelajari. Pengenalan pertama mengenai batuan dan proses pembentukan bumi secara umum. Harus menjalani praktikumnya yang sangat menakutkan bagiku saat itu. dosen pengajarnya luarbiasa apalagi para asistennya, membuatku selalu semangat menjalani praktikum. mereka pintar dan baik, meskipun tampangnya sebagai senior selalu menakutkan. dosen yang mengajar ini selalu memberi wejangan-wejangan setiap mengisi materi. Entah mungkin karena beliau termasuk salah satu dosen paling tua.

Laboratorium pretrologi, Lab. ini dipenuhi dengan batu-batuan disusun berdasarkan jenisnya, indah dan menarik. Penguasa lab. Ini adalah seorang dosen yang unik menurutku yah… unik dan luarbiasa. Dia berasal dari Bugis dengan ciri khas dialeg yang kental, cukup hanya dengan mendengarkan suaranya kita akan tahu asal daerahnya. Banyak kenagan lucu selama menjadi mahasiswanya. Pernah ketika kami field trip di daerah Toraja bus berlaju sangat kencang hingga memasuki daerah Enrekang yang terkenal dengan buah salak dan gunung buttukabobong yang begitu eksotis, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore tiba-tiba si dosen berteriak meminta agak bus dihentikan istirahat sejenak beliau lalu berkata “sala’…..sala’….sala’…..” kukira beliau minta buah salak dengan segera aku dan teman-teman mencari buah salak untuknya. Ketika temanku menyodori buah salak dengan wajah heran dan tersenyum dia berkata “sambayang anu…” ternyata yang dia maksud adalah sholat.

Biasanya mahasiswa lain ujian didalam ruangan dengan posisi duduk yang enak tidak demikian halnya dengan kami yang jika tiba masa ujian datanglah ide kreating sang dosen menyuruh kami keluar ruangan duduk dibawah pohon dengan teratur lalu membacakan soal ujian yang jumlahnya hanya 5 nomor namun menjawabnya bikin pusing 5 keliling. ketahuan menyontek harus kengkreng (scoutjump) ditempat. kalau ada yang pernah melihat atau mengalami hal ini merupakan hal yang menggelikan saat mengingatnya.

Pertemuan perdana dengan sang dosen matakuliah geologi dinamik. Aku terlambat 5 menit tanpa ba,,bi,,bu,, aku nyelonong masuk dosennya memanggilku dan menyuruh tutup pintu dari luar, dengan wajah innocent kututup pintu dari dalam karena mungkin aku salah dengar tidak mungin menutup pintu dari luar, ternyata betul-betul sang dosen ini menyuruhku menutup pintu dari luar yang artinya aku harus keluar.

Padanglampe nama daerah yang kami kunjungi ketika fieldtrip paleontologi. Daerah ini gersang bagaikan berada digurun sahara yang mataharinya ada 9 tepat sejengkal diatas kepala itulah gambaran kondisi daerah ini saat itu. Kami harus melakukan MS (maesuring section) untuk pengambilan data stratigrafi. Ketika kami sedang asyik melakukan MS dengan membentangkan meteran tiba-tiba sirene berbunyi serentak kami semua menghentikan kegiatan dan memandang kesumber suara. Suaran sang dosen keluar dari mikrofon dan berkata “saya hitung sampai 5 semua harus sudah ada disini kalau ada yang terlambat 3 set”. Jarak antara tempat kami MS dengan tempat dosen ini berdiri skitar 5 meter. Mana bisa dalam sekejap kami berada dihadapannya. 3 set artinya kami harus menjalani hukuman 3x dari 1 set. 1 set hukuman 4x kengkreng (scoutjump), 4x situp. Membayangkan hukuman saja sudah melelahkan. Serentak aku dan teman-teman melompat dari bukit dan berlari kearah dosen. Saking takutnya bahkan salah satu temanku yang seorang wanita langsung melompat dan membawa sampelnya sekarung penuh sambil berlari. Betul-betul katakutan mebawa kekutan. Mungkin itu gerakan refleksnya. Terengah-engah sampai dihadapannya sang dosen menyuruh kami beristirahat dan makan siang. Setelah kami dibuatnya ketakutan ternyata kami disuruh break sejenak untuk makan siang.

Menimbah ilmu di geologi sangat menyenangkan dan menantang. Ada saja ide kreatif para dosen dan asistennya untuk ngerjain mahasiswa. Pernah saya harus mengumpulkan laporan dari lapangan tepat jam 8 malam, lebih dikit laporan dianggap batal. alamakk…. tega betul dosen ini mana lagi pengerjaan laporannya yang luar biasa melelahkan. Membuat penampang stratigrafi yang panjangnya 1.8 meter. huaah… bisa masuk rekor muri. Warna sampul laporan ditentukan asisten dosen, warnanya hijau menjerit. hijau menjerit seperti apa?? ada yah warna begitu?…. enteng saja sang asisten menjawab pokoknya harus dapat. kukembangkan imajinasiku membayangkan warna hijau menjerit klo gak dapat aku yang akan menjerit.

Geologi ohh… geologi dosennya unik mahasiswanya pun unik. Berbagai cerita dan pengalaman lucu yang selalu hadir disetiap perjalanannya. Bagi yang mendengarkannya mungkin akan heran dengan kenunikan ini. Aku tahu bahwa ini bukanlah sebuah pembodohan ataupun penzaliman. Para dosen ini hanya ingin melihat kami tangguh, memiliki mental yang kuat sebagai petarung dimasa depan dan mampu keep on fighting till the end.